1.
Khitanan al-Hasan dan
al-Husain
Khitan
dilakukan dengan memotong kulup, kulit yang menutupi ujung zakar. Ummul
mukminin Aisyah menuturkan. “Rasulullah mengkhitan al-Hasan dan al-Husain pada
hari ketujuh setelah kelahiran keduannya.” (Al-Badrul Munir VIII/751)
Khitan
sendiri termasuk sunnah fitrah, yaitu kebiasaan para Nabi dan Rasul terdahulu
yang bersuaian dengan syariat Islam. Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah
bersabda :
“Ada lima hal yang termasuk fitrah; berkhitan, mencukur bulu
kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR. Muslim
no. 257)
2.
Bangunan Rumah
Al-Hasan dan
al-Husain tinggal dirumah yang beratapkan pelepah kurma. Dindingnya terbuat
dari bebatuan yang disusun dan direkatkan dengan tanah liat. Seperti itu pulalah
bangunan fisik rumah para Sahabat pada umumnya. Atap rumah mereka tidak tinggi
menjulang, seperti yang dituturkan oleh al-Hasan al-Bashar: “Pada masa Khalifah
Utsman bin Affan, aku pernah memasuki rumah istri-istri Nabi; dan dengan kedua
tanganku ini, aku bisa meraih bagian atapnya.” (Thabaqat Ibnu Sa’ad (I/501)
Seperti
itulah kondisi fisik rumah mereka, sederhana dan sempit. Namun demikian,
rumah-rumah tersebut terasa mewah dengan ketaatan dan keimanan. Ia terasa luas
karena dihidupkan dengan al-Qur’an, penuh dengan ibadah dan zikir sepanjang
hari.
3.
Peralatan Rumah
Di sudut di dalam rumah, di sana terdapat
penggilingan gandum. Fathimah menggunakan alat tersebut menggiling gandum,
hingga kedua telapak tangannya kapalan. Ia sempat mengeluhkan kondisi sulit itu
kepada ayahnya.
Kisahnya tersebut dapat di baca dalam Shahibul
Bukhari. Ali bin Abu Thalib menuturkan; suatu hari Fathimah menemui Rasulullah,
dia ingin mengeluhkan kapalan di tangannya karena terlalu sering menggiling
gandum. Sebelumnya , Fathimah mendengar bahwa ayahnya mendapat seorang
budak-tawanan perang. Namun sayang, ketika itu Rasulullah tidak sedang di
rumah; maka, Fathimah menyampaikan keluhannya itu kepada Aisyah. Setelah
Rasulullah pulang, Aisyah pun memberitahukan hal tersebut kepada Rasulullah.
Rasulullah lantas menemui kami; saat itu kami sudah
berada di atas pembaringan. Mendengar kedatangan beliau, kami bergegas hendak
bangun, namun beliau berkata: “Tetaplah di tempat kalian!” beliau kemudian
duduk di antara aku dan Fathimah, hingga dinginnya kedua kaki beliau terasa di
perutku.
“Maukah aku tunjukan kepada kalian sesuatu yang lebih
baik dari pada yang kalian minta?” tanya beliau. “jika kalian berdua hendak
tidur di malam hari, bacalah tasbih (subhanallah) tiga puluh kali, tahmid
(alhamdulillah) tiga puluh kali, dan takbir (Allahuakbar) tiga puluh kali.
Amalan itu lebih baik bagi kalian berdua dari pada seorang pelayan yang kalian
minta. “(HR. AL-BUKHARI no.4942)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar