Jumat, 26 Juni 2015

Definisi Agama menurut Edward Burnett Tylor (1832-1917)

Berikut dikemukakan pengertian yang di terangkan oleh beberapa ahli antropologi terhadap agama :

1.       Edward Burnett Tylor (1832-1917)

Tylor seorang Inggris yang ahli folklor, sastra dan peradaban Yunani dan Romawi klasik. Ia akhirnya tertarik kepada ilmu arkeologi dan tulisan etnografi karena ikut berkelana dengan keluarganya ke Afrika dan Asia. Dari kajian tentang religi dan agama manusia, ia memandang asal mula agama adalah sebagai kepercayaan kepada wujud spiritual (a belief in spiritual being). Agama digambarkan sebagai kepercayaan kepada adanya ruh gaib yang berpikir, bertindak dan merasakan sama dengan manusia. Kepercayaan kepada yang gaib dalam agama punya asal-usul dari kepercayaan animisme dan dinamisme masyarakat primitif. Segala sesuatu di alam ini dipercayai punya ruh atau jiwa. Kepercayaan kepada ruh atau jiwa ini karena masyarakat primitif menyadari perbedaan antara hidup dan mati dan adanya peristiwa mimpi. Makhluk hidup bergerak-gerak, dan yang telah mati tidak bergerak lagi. Ketika mimpi, manusia merasakan berada pada alam lain, sedangkan jasmaninya tetap di tempat tidur. 

Selasa, 09 Juni 2015

Pedoman Hidup Sunan Kalijaga




                Sunan Kalijaga mengajarkan sikap narima ing pandum yang diuraikan menjadi lima sikap, yakni rela, narima, temen, sabar dan budi luhur.
a.       Rela
Orang yang memiliki sikap rela tidak mengharapkan keuntungan dari pekerjaannya. Ia juga tidak mengeluh dan merasa susah. Terhadap semua cobaan seperti sengsara, dukacita, fitnah, kehilangan harta dan sebagainya. Ia menganggapnya sebagai lumrah. Orang rila, tidak mempunyai keinginan akan penghormatan dan pujian, apalagi iri dengki. Orang bersih tidak mempunyai keterikatan dengan barang yang bersifat sementara, akan tetapi bukan berarti meninggalkan kewajiban hidup.
b.      Narima
Orang yang memiliki sikap narima tidak mengharapkan hak milik orang lain dan tidak iri dengki dengan kesenangan orang lain. Narima itu banyak pengaruhnya terhadap ketentraman hati dan bukan berarti pemalas. Apa yang sudah terpegang disyukuri dan tidak terlalu merisaukan apa yang belum didapat. Orang yang narima itu untung hidupnya, dia menang dalam perubahan zaman karena ia punya pegangan batiniah yang kuat.

c.       Temen
Temen itu bermakna setia kepada ucapanya dan memperjuangkan cita-citanya dengan sungguh-sungguh. Orang yang tidak menepati kata-kata dan idealismenya sama dengan membohongi diri sendiri. Sedangkan kata hati yang sudah di ucapkan berarti kebohongan yang di saksikan oleh orang lain.

d.      Sabar
Semua agama mengajarkan kesabaran. Tuhan mencintai orang yang bersifat sabar. Sabar berarti momot, kuat iman, luas pengetahuan dan tidak picik pandanganya. Dia bersifat segera wasesa, yang maknanya berjiwa lapang seperti lautan luas. Kesabaran daapat di ibaratkan jamu yang pahit sekali yang hanya kuat diminum oleh orang yang kukuh pribadinya. Namun jika ia kuat minum jamu itu akan membuat dirinya semakin kuat dan sehat.

e.      Budi luhur
Manusia yang berbudi luhur adalah manusia yang ideal. Budi luhur berhubungan dengan perilaku dan sifat-sifat yang dimiliki oleh Tuhan seperti penyayang, pengampun dan pemurah


                Kelima sifat itu sebenarnya bersumber dari ajaran agama Islam, yakni rela dari ridha atau ikhlas, narima dari qanaah, temen dari sifat amanah, sabar dari kata shabar, dan budi luhur adalah akhlakul karimah. Tentang budi luhur, kata “budi” berasal dari bahasa sanskerta yang berarti kemampuan, atau kecerdasan otak (intelectual faculty). Salah satu ciri satria utama adalah alus ing budi. Demikian pula budi pekerti luhur syarat untuk dikatakan sebagai manusia yang baik. Orang yang luhur ing pambudi, adalah orang yang bijaksana. Sedangkan orang asor bebudene tidak hanya orang bodoh belaka, akan tetapi juga berbahaya. Budi mempunyai arti yang luas yang meliputi seluruh pribadi manusia, yang menggambarkan individualitasnya, yang menjiwai segala aktifitasnya, sehingga menjadikan ia orang yang berbudi atau tidak berbudi.

Kisah pada Perang badar



                Jarak antara madinah dan badar tidak kurang dari 160 kilometer, sedangkan Rasulullah bersama para sahabatnya hanya membawa tujupuluh ekor unta yang di kendarai secara bergantian.
                Iman ahmad bin Hanbal metengahkan sebuah riwayat dari Abdullah bin Mas’ud yang mengatakan sebagai berikut :
                “menjelang perang badar tidap tiga orang dari kami secara bergantian mengendarai seekor unta. Abu Libabah dan Ali bin Abi Thalib bersama Rasulullah SAW juga demikian. Ketika tiba gilirannya beliau menunggang unta, dua sahabatnya itu berkata : “ya Rasulullah, biarlah kami berjalan dan anda tetap naik. Lalu beliau menjawab :”kalian tidak lebih kuat dari pada aku dan aku tidak lebih kurang membutuhkan pahala dari pada kalian.”

Karya-karya dan peninggalan Sunan Kalijaga di antaranya, yaitu:





1.       Sokoguru Masjid Demak yang terbuat dari tatal
2.       Gamelan Nagawilaga
3.       Gamelan Guntur Madu
4.       Gamelan Nyai Sekati
5.       Gamelan Kiai Sekati
6.       Wayang Kulit Purwa
7.       Baju takwa
8.       Tembang Dhandhanggula
9.       Kain Batik Motif garuda
10.   Syair puji-pujian pesantren.

Senin, 08 Juni 2015

Akhir Kesultanan Saljuk


                Tatkala Sultan Maliksyah meninggal, dia meninggalkan empat orang anak laki-laki yang bernama Burqiyaraq, Muhammad, Sanjar dan Mahmud. Mahmud yang kemudian dikenal dengan sebutan Nashiruddin Mahmud saat itu masih kanak-kanak dan mereka membaitnya untuk menduduki jabatan kesultanan. Ini terjadi karena ibunya yang bernama Tarkan Khanut berpengaruh sangat kuat di masa pemerintahan Maliksyah. Masa kesultanan ini berlangsung sekitar 2 tahun, dari tahun 485 H/1092 M sampai 487 H/1094 M. Pada tahun 487 H ini, dia dan ibunya meninggal.
                Setelah kematiannya, dia digantikan oleh Ruknud Daulah Abu Al Muzhaffar Burqiyaraq. Dia memerintah pada tahun 498 H/1105 M, setelah itu dia digantikan oleh Ruknuddin Maliksyah II. Pada tahun yang sama naik tahta pula Ghiyatsuddin Muhamad Abu Syuja’, dia memerintah hingga tahun 511 H/1128 M. Pemerintahannya merupakan akhir pemerintahan terbesar kesultanan Saljuk, karena wilayah kekuasaannya meliputi semua wilayah Turkistan (meliputi Khurasan, Iran dan Irak). Kesultanan mereka mengalami kemunduran pada tahun 511 H/1128 M di bawah kekuasaan Syahnat Khawarismi.
                Dengan jatuhnya kekuasaan Saljuk di wilayah Turkistan, maka hancur pulalah fondasi kesultanan Saljuk dan keutuhan mereka terpecah-belah menjadi berkeping-keping . kekuatan mereka melemah sehingga Saljuk menjadi kelompok-kelompok kecil militer yang saling berperang untuk mencapai kursi kekuasaan. Dari sinilah, maka kesultanan Saljuk yang dulu besar menjadi kesultanan-kesultanan kecil. Kesultanan-kesultanan kecil itu tidak menyatakan diri tunduk di bawah satu kesultanan besar, sebagaimana yang terjadi pada masa pemerintahan Thughril Baek, Alib Arselan dan Sultan Maliksyah. Kesultanan-kesultanan kecil ini bersifat independen dan tidak ada kerjasama di antara mereka.
                Sebagai akibatnya, pemerintah Khawarizmi yang berada di bawah kekuasaan Turkistan, menyatakan keluar dari pemerintahan Saljuk. Pemerintahan Khawarizmi ini merupakan wilayah kekuasaan yang sekian lama mampu membendung serangan orang-orang Mongolia. Pada saat yang sama muncul pemerintahan Saljuk di bagian utara Irak dan Syam yang kemudian dikenal dengan sebutan Atabikiyah. Pada saat itu juga, muncul kesultanan Saljuk-Romawi. Kesultanan inilah yang yang telah membendung semua gelombang serangan Salibis dan mampu menahannya di perbatasan barat laut asia kecil. Namun kemudian Saljuk-Romawi ini bisa di hancurkan oleh serangan kaum Mongol secara bertubi-tubi. Banyak faktor yang menyebabkan kehancuran kesultanan Saljuk yang sekaligus menjadi faktor kejatuhan Dinasti Abbasiyah.

Prestasi Kesultanan Saljuk




1.       Kesultanan Saljuk memiliki peran besar dalam memanjangkan eksistensi Khilafah Abbasiyah selama sekitar dua abad. Dimana sebelum kedatangan mereka, Khilafah Abbasiyah hampir saja runtuh akibat perilaku jahat orang-orang Buwaihi, penganut ajaran Syiah Rafidhah.
2.       Kesultanan Saljuk telah mampu mencegah rencana penyatuan wilayah Timur Arab oleh pemerintahan Fathimiyah/Ubaidiyah di Mesir, agar wilayah itu berada di bawah satu payung pemerintahan Fathimiyah yang Syiah.
3.       Usaha keras Kesultanan Saljuk merupakan bibit yang ditanam untuk mampu menyatukan wilayah Islam yang kemudian terealisasi pada masa pemerintahan Shalahudin Al-Ayyubi, yang tunduk kepada pemerintahan Bani Abbasiyah yang Sunni.
4.       Kesultanan Saljuk telah ikut membangkitkan gairah ilmiah di wilayah-wilayah yang menjadi kekuasaannya. Mereka juga mampu menebarkan rasa aman di wilayah itu.
5.       Mereka mampu menghadang gerakan Salibisme yang dipimpin imperium Byzantium, sebagaimana mereka juga berusaha menghadang gelombang serbuan Mongolia.
6.       Mereka mampu mengangkat tinggi-tinggi panji Madzhab Ahlus Sunnah di wilayah-wilayah kekuasaannya.