Minggu, 30 Agustus 2015

Tujuan politik hukum


1.       Kekuasaan, sebagai cara untuk mencapai hal yang di inginkan antara lain membagi sumber-sumber di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
2.       Kepentingan, tujuan yang di kejar oleh pelaku atau kelompok politik
3.       Kebijaksanaan, hasil dari interaksi antara kekuasaan dan kepentingan, biasanya dalam bentuk perundang-undangan.
4.       Budaya politik, orientasi subyektif dari individu terhadap sistem politik.

Musa asy’ari (1999: 107) membedakan politik menjadi dua, politik kekuasaan dan politik moral. Pertama politik kekuasaan adalah tindakan politik yang semata-mata ditujukan untuk merebut dan memperoleh kekuasaan, kawan dan lawan politik ditentukan sepenuhnya oleh kepentingan-kepentingan politik semata sehingga tidak ada lawan dan kawan abadi, yang ada adalah kepentingan abadi, yaitu kepentingan kekuasaan. Yang kedua adalah politik moral, yaitu dimana kekuasaan bukan merupakan tujuan akhir, tetapi dijadikan alat perjuangan dari cita-cita moral dan kemanusiaan.

Jenis-jenis hukum


                Pada abad ini para ahli kemudian membedakan ada lima jenis hukum, yaitu :
1.       Hukum Abadi (lex aeterna), yaitu rencana Tuhan tentang aturan semesta alam. Hukum abadi itu merupakan suatu pengertian teologis tentang asal mula segala hukum, yang kurang berpengaruh atas pengertian hukum lainnya.
2.       Hukum Ilahi positif (lex divini positiva), hukumTuhan yang terkandung dalam wahyu agama, terutama mengenai prinsip-prinsip keadilan.
3.       Hukum Alam (lex naturalis), hukum Tuhan sebagaimana nampak dalam aturan semesta alam melalui akal budi manusia.
4.       Hukum Bangsa-bangsa (ius gentium), hukum yang diterima oleh semua atau kebanyakan bangsa. Hukum itu yang berasal dari hukum romawi, lambat laun hilang sebab diresepsi dalam hukum positif.
5.       Hukum Positif (lex humana positiva), hukum sebagaimana ditentukan oleh yang berkuasa; tata hukum negara. Hukum ini pada zaman modern ditanggapi sebagai hukum yang sejati.



Rabu, 26 Agustus 2015

Definisi Filsafat


                Filsafat di ambil dari bahasa arab yaitu Falsafah. Atau dari bahasa yunani yaitu Philosophia, kata majemuk yang terdiri dari kata Philos yang artinya cinta atau suka, dan kata Shopia yang artinya bijaksana. Dengan demikian, secara etimologis kata filsafat memberikan pengertian cinta kebijaksanaan. Orangnya disebut Philosopher atau failasuf (istilah failasuf , lihat Ibn Mandzur dalan Lisan al-Arab).
                Secara terminologis, filsafat mempunyai arti yang bermacam-macam, sebanyak orang yang memberikan pengertian atau batasan. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi tersebut :
1.       Plato (427-347 SM). Ia seorang filsuf yunani terkenal, ia mempunyai murid yang sangat terkenal yaitu Aristoteles. Plato sendiri berguru kepada Socrates. Ia mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada, ilmu yang berminat untuk mencapai kebenaran yang asli.
2.       Aristoteles (381-322 SM). Ia mendefinisikan filsafat sebagai ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu; metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
3.       Marcus Tullius Cicero (106-43 SM). Ia adalah seorang politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan filsafat sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapai.
4.       Al-Farabi (wafat 950 M), Seorang filsuf Muslim mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
5.       Immanuel Kant (1724- 1804 M), Ia sering dijuluki raksasa pemikir Barat, mengatakan bahwa filsafat merupakan ilmu pokok dari segala pengetahuan yang meliputi empat persoalan, yaitu :
a.       APAKAH YANG DAPAT KITA KETAHUI ? pertanyaan ini di jawab oleh cabang filsafat Metafisika
b.      APAKAH YANG BOLEH KITA KERJAKAN ? Pertanyaan ini di jawab oleh cabang filsafat Etika
c.       SAMPAI DIMANAKAH PENGHARAPAN INI ? Pertanyaan ini di jawab oleh cabang filsafat Agama

d.      APAKAH MANUSIA ITU ? Pertanyaan ini di jawab oleh cabang filsafat Antropologi