Pengertian Filsafat
Filsafat secara etimologis berasal dari bahasa yunani
Phisolophia, Philos artinya suka, cinta atau kecenderungan pada sesuatu,
sedangkan Sophia artinya kebijaksanaan. Dengan demikian secara sederhana
filsafat dapat diartikan cinta atau kecenderungan pada kebijaksanaan.
Perkembangan pemikiran filsafat barat
Kelahiran pemikiran filsafat barat diawali pada abad ke-6
sebelum masehi yang di tandai oleh runtuhnya mite-mite dan dongeng-dongeng yang
selama ini menjadi pembenaran terhadap setiap gejala alam.
Ciri yang menonjol dari filsafat yunani kuno di awal
kelahirannya adalah ditujukannya perhatian terutama pada pengamatan gejala
kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna menemukan sesuatu asal mula (arche) yang
merupakan unsur awal terjadinya segala gejala.
Thales (640 sampai 550 Sebelum Masehi) menyimpulkan bahwa
air merupakan arche (asal mula) dari segala sesuatu, pendapatnya ini didukung
kenyataan bahwa air meresapi seluruh benda-benda di jagad raya ini.
Anaximander (611 sampai 545 sebelum masehi) meyakini asal
mula dari segala sesuatu adalah apeiron yaitu sesuatu yang tidak terbatas.
Anaximenes (588 sampai 524 sebelum masehi) mengatakan bahwa
asal mula segala sesuatu itu adalah udara, keyakinannya ini didukung oleh
kenyataan bahwa udara merupakan unsur vital kehidupan.
Pemikir yunani lain yang penting dalam rangka perkembangan
ilmu pengetahuan adalah demokritos (460 sampai 370 sebelum masehi). Ia
menegaskan bahwa realitas terdiri dari banyak unsur yang di sebutnya dengan
atom (atomos, dari a=tidak, dan tomos=terbagi). Atom-atom itu sama sekali tidak
mempunyai kualitas dan jumlahnya tidak terhingga. Pandangan demokritos ini
merupakan cikal bakal perkembangan ilmu fisika, kimia dan biologi.
Filsafat yunani yang telah berhasil mematahkan berbagai mitos
tentang kejadian dan asal usul alam semesta, dan itu berarti dimulainya tahap
rasionalisasi (logika) pemikiran manusia tentang alam semesta. Filosof yang
mengembangkan filsafat pada jaman yunani yang begitu ramai dipersoalkan
sepanjang sejarah adalah Socrates.
Socrates (470 sampai 399 sebelum
masehi). Ia tidak memberikan suatu ajaran yang sistematis, ia langsung
menerapkan metode filsafat langsung dalam kehidupan sehari-hari. Metode
filsafat yang diuraikanya disebut “Dialektika” (dari bahasa yunani : Dialegesthai)
yang berarti bercakap-cakap, disebut demikian karena dialog atau wawancara
mempunyai peranan hakiki dalam filsafat Socrates.
Plato (428 sampai 348 sebelum
masehi) adalah murid dari Socrates yang meneruskan tradisi dialog dalam berfilsafat. Plato mengatakan
bahwa mencari kebenaran itu sebaiknya di lakukan bersama-sama dalam suatu
dialog.
Pemikiran filsafat yunani
mencapai puncaknya pada murid plato yang bernama Aristoteles (384 sampai 322
sebelum masehi). Ia mengatakan bahwa tugas utama ilmu pengetahuan ialah mencari
penyebab-penyebab objek yang diselidiki.
Pemikiran renaissans yang dapat
dikemukakan dalam tulisan ini antara lain: Nicolaus Copernicus (1473 sampai 1543
Masehi) dan Francis Bacon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar