Senin, 08 Juni 2015

Akhir Kesultanan Saljuk


                Tatkala Sultan Maliksyah meninggal, dia meninggalkan empat orang anak laki-laki yang bernama Burqiyaraq, Muhammad, Sanjar dan Mahmud. Mahmud yang kemudian dikenal dengan sebutan Nashiruddin Mahmud saat itu masih kanak-kanak dan mereka membaitnya untuk menduduki jabatan kesultanan. Ini terjadi karena ibunya yang bernama Tarkan Khanut berpengaruh sangat kuat di masa pemerintahan Maliksyah. Masa kesultanan ini berlangsung sekitar 2 tahun, dari tahun 485 H/1092 M sampai 487 H/1094 M. Pada tahun 487 H ini, dia dan ibunya meninggal.
                Setelah kematiannya, dia digantikan oleh Ruknud Daulah Abu Al Muzhaffar Burqiyaraq. Dia memerintah pada tahun 498 H/1105 M, setelah itu dia digantikan oleh Ruknuddin Maliksyah II. Pada tahun yang sama naik tahta pula Ghiyatsuddin Muhamad Abu Syuja’, dia memerintah hingga tahun 511 H/1128 M. Pemerintahannya merupakan akhir pemerintahan terbesar kesultanan Saljuk, karena wilayah kekuasaannya meliputi semua wilayah Turkistan (meliputi Khurasan, Iran dan Irak). Kesultanan mereka mengalami kemunduran pada tahun 511 H/1128 M di bawah kekuasaan Syahnat Khawarismi.
                Dengan jatuhnya kekuasaan Saljuk di wilayah Turkistan, maka hancur pulalah fondasi kesultanan Saljuk dan keutuhan mereka terpecah-belah menjadi berkeping-keping . kekuatan mereka melemah sehingga Saljuk menjadi kelompok-kelompok kecil militer yang saling berperang untuk mencapai kursi kekuasaan. Dari sinilah, maka kesultanan Saljuk yang dulu besar menjadi kesultanan-kesultanan kecil. Kesultanan-kesultanan kecil itu tidak menyatakan diri tunduk di bawah satu kesultanan besar, sebagaimana yang terjadi pada masa pemerintahan Thughril Baek, Alib Arselan dan Sultan Maliksyah. Kesultanan-kesultanan kecil ini bersifat independen dan tidak ada kerjasama di antara mereka.
                Sebagai akibatnya, pemerintah Khawarizmi yang berada di bawah kekuasaan Turkistan, menyatakan keluar dari pemerintahan Saljuk. Pemerintahan Khawarizmi ini merupakan wilayah kekuasaan yang sekian lama mampu membendung serangan orang-orang Mongolia. Pada saat yang sama muncul pemerintahan Saljuk di bagian utara Irak dan Syam yang kemudian dikenal dengan sebutan Atabikiyah. Pada saat itu juga, muncul kesultanan Saljuk-Romawi. Kesultanan inilah yang yang telah membendung semua gelombang serangan Salibis dan mampu menahannya di perbatasan barat laut asia kecil. Namun kemudian Saljuk-Romawi ini bisa di hancurkan oleh serangan kaum Mongol secara bertubi-tubi. Banyak faktor yang menyebabkan kehancuran kesultanan Saljuk yang sekaligus menjadi faktor kejatuhan Dinasti Abbasiyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar