Senin, 21 September 2015

Berfikir menurut Al-Ghazali

Dalam kitabnya mizan al-Amal al-Ghazali menyerukan agar mencari kebenaran melalui cara berfikir dengan nalar yang bebas. Bukan dengan cara taqlid buta, seperti taklid kepada si fulan A dan si fulan B.
                Dalam konteks itu Al-Ghazali berkata: “ jauhilah mengikuti mazhab secara membuta. Tuntutlah kebenaran dengan kebebasan bernalar, agar dirimu bisa menjadi pemilik mazhab. Dan janganlah menjadi orang yang buta bertaklid kepada seorang tokoh yang memberikan petunjuknya kepadamu. Ketahuilah, bahwa di sekitarmu terdapat seribu tokoh yag akan mengajakmu, dan yang akan membinasakan dan menyesatkanmu dari jalan yang lurus !
                Engkau akan mengetahui akhir dari perbuatanmu itu yaitu menemukan kezaliman pada tokoh (pemimpin)mu. Engkau tidak akan bisa keluar dari keadaan seperti itu, kecuali engkau berfikir bebas (merdeka). Bila engkau tidak dapat melakukannya, paling tidak engkau meragukan akidah yang diwariskannya, dan mencari kebenaran yang sebenar-benarnya, itu akan lebih bermanfaat bagimu.
                Demikianlah, kita boleh meragukan (kebenaran) akidah yang dianut secara warisan. Sebab dengan meragukannya, diharapkan masih ada usaha untuk mencapai kebenaran.

Ketahuilah, barang siapa yang tidak meragukan sesuatu, berarti dia tidak melihat (dengan mata). Barang siapa yang tidak melihat, maka dia tidak akan dapat melihat dengan Bashirah (mata hati). Dan barang siapa yang tidak melihat dengan Bashirah (mata hati), maka dia akan tetap menjadi seseorang yang buta (hati) dan sesat. (mizan al-Amal; telaah oleh DR. Sulaiman ad-Dun-ya Cet. Cairo, hal. 409)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar